Senin, 12 Oktober 2009

Kitab Salat Musafir dan Mengqasarnya

1. Salat orang yang bepergian dan qasar salat

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam. ia berkata:
Awalnya tiap salat diwajibkan dua rakaat, baik di kediaman (tidak sedang dalam bepergian) atau dalam perjalanan. Kemudian salat dalam perjalanan tetap (dua rakaat) dan salat di kediaman ditambah. (Shahih Muslim No.1105)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Hafesh bin Ashim ia berkata: Ibnu Umar bercerita kepada kami, ia berkata: Hai keponakanku! Aku pernah menemani Rasulullah dalam suatu perjalanan beliau. Beliau salat tidak lebih dari dua rakaat hingga beliau wafat. Aku juga pernah menemani Abu Bakar dalam perjalanannya. Dia salat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat. Aku juga pernah menemani Umar. Dia salat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat. Aku temani Usman. Dia juga salat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat. Allah berfirman: Sesungguhnya dalam diri Rasulullah ada suri teladan bagi kalian. (Shahih Muslim No.1112)

· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menunaikan salat Zuhur di Madinah sebanyak empat rakaat dan di Dzul Hulaifah sebanyak dua rakaat. (Shahih Muslim No.1114)

· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pergi dari Madinah ke Mekah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Beliau selalu salat dua rakaat sampai beliau kembali (ke Madinah). Aku bertanya: Berapa lama baginda akan tinggal di Mekah? Beliau menjawab: Sepuluh hari. (Shahih Muslim No.1118)

2. Mengqasar salat ketika berada di Mina

· Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bahwa beliau melakukan salat musafir di Mina dan di tempat lain sebanyak dua rakaat. (Shahih Muslim No.1119)

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu:
Dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Usman pernah mengimami salat kami di Mina sebanyak empat rakaat. Hal itu diceritakan kepada Abdullah bin Masud. Dia membaca istirja`: “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji`uun “, (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali). Dia berkata: Aku salat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di Mina hanya dua rakaat. Aku juga pernah salat bersama Abu Bakar Sidik di Mina sebanyak dua rakaat. Dan aku pernah salat bersama Umar bin Khathab di Mina sebanyak dua rakaat. Mudah-mudahan akan mendapat empat rakaat, yaitu dua rakaat, dua rakaat. (Shahih Muslim No.1122)

· Hadis riwayat Haritsah bin Wahab Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku pernah salat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di Mina sebanyak dua rakaat dan tidak ada manusia yang membicarakannya. (Shahih Muslim No.1123)

3. Salat di rumah saat turun hujan

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah memerintahkan seorang muazin dalam malam yang dingin dan hujan agar salat di rumah. (Shahih Muslim No.1125)

· Hadis riwayat Abdullah bin Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa ia berkata kepada muazinnya pada hari yang hujan: Apabila engkau telah sampai pada ucapan, “Asyhadu Al-laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad ar rasuulullah”, maka jangan engkau lanjutkan dengan ucapan: “Hayya `alas shalah”. Katakan: “Shalluu fi buyutikum”, (salatlah kalian di rumah kalian). Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan: Orang-orang nampaknya mengingkari hal itu. Apakah kalian heran dengan hal itu. Padahal hal tersebut pernah dilakukan oleh seorang yang lebih baik dariku (Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.). Salat Jumat adalah kewajiban. (Tetapi) saya tidak suka membuat kalian merasa berat, berjalan di atas lumpur kotor. (Shahih Muslim No.1128)

4. Salat sunat di atas kendaraan saat perjalanan

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. salat sunat ke arah untanya menghadap. (Shahih Muslim No.1129)

· Hadis riwayat Abdullah bin Amir bin Rabiah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa ayahnya pernah menyaksikan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat sunat malam dalam suatu perjalanan di atas punggung hewan tunggangannya, ke arah hewan itu menghadap. (Shahih Muslim No.1137)

· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu:
Dari Anas bin Sirin, ia berkata: Kami pernah bertemu dengan Anas bin Malik ketika ia tiba di Syam. Kami menjumpainya di Ain Tamar. Ketika itu aku melihat ia sedang salat di atas keledai dan menghadap ke arah kiri kiblat. Aku berkata: Aku melihat engkau salat menghadap bukan kiblat. Ia menjawab: Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukannya, niscaya aku tidak akan melakukannya. (Shahih Muslim No.1138)

5. Boleh menjamak (menggabug) dua salat dalam satu waktu ketika dalam perjalanan

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tergesa-gesa untuk bepergian, beliau menjamak (menghimpun) salat Magrib dan Isyak. (Shahih Muslim No.1139)

· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Apabila Rasulullah berangkat musafir sebelum matahari tergelincir (condong ke Barat), beliau menangguhkan salat Zuhurnya ke waktu Asar. Kemudian beliau berhenti singgah dan menjamak antara Zuhur dan Asar. Dan apabila ketika beliau pergi, matahari telah condong ke Barat (tergelincir), maka beliau melakukan salat Zuhur terlebih dahulu kemudian berangkat. (Shahih Muslim No.1143)

6. Menjamak (menggabung) dua salat tidak pada saat bepergian

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah menjamak salat Zuhur dengan salat Asar, salat Magrib dengan salat Isyak bukan pada saat cemas (perang) atau dalam perjalanan. (Shahih Muslim No.1146)

7. Meninggalkan salat dari kanan dan dari kiri

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Janganlah seorang dari engkau memberikan peluang kepada setan untuk menggoda dirinya bahwa salatnya tidak sah apabila ia tidak meninggalkan salat dari arah kanannya. Saya sering melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. berpaling dari arah kirinya. (Shahih Muslim No.1156)

8. Makruh melakukan salat sunat ketika muazin sudah mengumandangkan iqamat

· Hadis riwayat Abdullah bin Malik bin Buhainah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melewati seorang yang sedang salat, padahal salat Subuh sudah didirikan. Beliau berbicara sesuatu kepada laki-laki yang tidak kami ketahui apa yang dibicarakan. Ketika selesai, kami mengelilinginya dan bertanya: Apa yang telah dikatakan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. kepadamu? Ia berkata: Beliau bersabda kepadaku: Hampir saja salah seorang dari kalian melakukan salat Subuh sebanyak empat rakaat. (Shahih Muslim No.1162)

9. Sunat melakukan salat tahiyyatulmasjid dua rakaat, makruh duduk sebelum salat sunat tersebut dan hal itu dianjurkan pada setiap waktu

· Hadis riwayat Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila salah seorang kalian masuk mesjid, maka hendaklah ia melakukan salat dua rakaat sebelum ia duduk. (Shahih Muslim No.1166)

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mempunyai tanggungan utang kepadaku, kemudian beliau membayar dan melebihkannya kepadaku. Aku menemui beliau di mesjid. Lalu beliau berkata kepadaku: Salat sunatlah dua rakaat. (Shahih Muslim No.1168)

10. Sunat melakukan salat dua rakaat di mesjid ketika pertama kali tiba dari bepergian

· Hadis riwayat Kaab bin Malik Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tidak tiba dari bepergian pada siang kecuali pada siang hari, waktu Duha. Dan apabila beliau tiba, beliau awali datang ke mesjid, lalu salat sunat dua rakaat kemudian duduk di sana. (Shahih Muslim No.1171)

11. Sunat salat Duha, sedikitnya dua rakaat, sempurnanya delapan rakaat dan pertengahannya empat atau enam rakaat serta dorongan untuk menjaganya

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat sunat Duha, tetapi akulah yang senantiasa melakukannya. Meskipun Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tidak mengerjakannya, tetapi beliau senang untuk melakukannya. Hal itu karena beliau khawatir manusia akan mengerjakannya dan kemudian diwajibkan atas mereka. (Shahih Muslim No.1174)

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Orang yang aku Cintai, yaitu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. berpesan kepadaku akan tiga hal: Puasa tiga hari pada tiap bulan, salat Duha dua rakaat dan salat witir sebelum tidur. (Shahih Muslim No.1182)

12. Sunat melakukan salat sunat fajar dua rakaat dan dorongan untuk melaksanakannya, meringankan salat tersebut, menjaganya serta penjelasan tentang surat yang sunat dibaca dalam salat tersebut

· Hadis riwayat Hafshah Radhiyallahu’anhu:
Dari Ibnu Umar, bahwa Hafshah, Ummul mukminin mengabarkan kepadanya bahwa ketika muazin selesai dari azan salat Subuh, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat sunat dua rakaat dengan ringat sebelum salat Subuh dilaksanakan. (Shahih Muslim No.1184)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. apabila mendengar suara azan selesai dikumandangkan, beliau melakukan salat sunat fajar dua rakaat dan meringankan bacaan dalam salat tersebut. (Shahih Muslim No.1187)

13. Keutamaan salat sunat rawatib, sebelum dan sesudah salat wajib serta penjelasan tentang jumlahnya

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku salat sunat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isyak dan dua rakaat sesudah Jumat. Adapun Magrib, Isyak dan Jumat, aku salat sunat rawatib bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. di rumah beliau. (Shahih Muslim No.1200)

14. Boleh salat sunat sambil berdiri atau duduk atau sebagian sambil berdiri dan sebagian lagi sambil duduk

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membaca suatu ayat pun dalam salat malam sambil duduk kecuali setelah beliau sudah lanjut usia. Beliau membaca surat sambil duduk hingga ketika surat yang dibacanya tinggal tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau membacanya sambil berdiri kemudian setelah itu beliau rukuk. (Shahih Muslim No.1205)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: Apakah Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah salat sambil duduk? Aisyah menjawab: Pernah, yaitu setelah beliau berusia lanjut. (Shahih Muslim No.1209)

15. Salat malam dan jumlah rakaat yang dilakukan Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa witir itu satu rakaat dan salat satu rakaat adalah benar

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. biasa melakukan salat malam sebanyak sebelas rakaat, satu rakaatnya adalah salat witir. Setelah selesai salat, beliau lalu membaringkan tubuhnya miring ke kanan sampai muazin mengumandangkan azan lalu beliau melakukan salat sunat dua rakaat dengan pendek. (Shahih Muslim No.1215)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu’anhu: Bagaimana salat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pada bulan Ramadan? Ia menjawab: Baik di bulan Ramadan maupun di bulan lainnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat sunat tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau melakukannya empat rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau melakukan empat rakaat lagi dan jangan pula engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau salat tiga rakaat. Aisyah berkata: Aku lalu bertanya: Wahai Rasulullah, apakah baginda tidur sebelum melakukan salat witir? Beliau bersabda: Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku terjaga. (Shahih Muslim No.1219)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Ishak, ia berkata: Aku bertanya kepada Aswad bin Yazid tentang apa yang diceritakan oleh Aisyah kepadanya mengenai salat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Katanya: Rasulullah tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam. Kemudian apabila beliau punya kebutuhan terhadap istrinya, maka beliau akan memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian tidur. Ketika terdengar azan pertama, beliau segera bangun untuk mengambil air. Jika tidak sedang dalam keadaan junub, beliau hanya berwudu seperti wudu untuk salat. Kemudian beliau melakukan salat sunat dua rakaat. (Shahih Muslim No.1223)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Masruq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang amal yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dia menjawab: Beliau senang beramal yang berkesinambungan. Aku bertanya Lagi: Kapan beliau mengerjakan salat? Aisyah menjawab: Apabila mendengar suara ayam jantan berkokok beliau segera bangun dan melakukan salat. (Shahih Muslim No.1225)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku tidak pernah mendapati Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pada akhir malam sebelum Subuh di rumahku atau di sisiku, kecuali beliau sedang tidur. (Shahih Muslim No.1226)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. apabila selesai melakukan salat dua rakaat, sunat fajar dan jika aku sudah bangun, maka beliau akan bercakap denganku dan kalau belum bangun, maka beliau akan rebahan. (Shahih Muslim No.1227)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. biasa melakukan salat malam. Apabila hendak melakukan salat witir beliau bersabda: Bangunlah dan lakukan salat witir, wahai Aisyah. (Shahih Muslim No.1228)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Setiap bagian waktu malam, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pasti melakukan salat witir dan beliau menyudahi witirnya sampai waktu sahur. (Shahih Muslim No.1230)

16. Salat malam dan orang yang tertidur atau sakit sehingga tidak dapat melakukannya

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Zurarah, bahwa Saad bin Hisyam bin Amir ingin berperang di jalan Allah. Ketika datang ke Madinah, ia bertemu dengan beberapa orang dari penduduk Madinah. Mereka melarang Saad bin Hisyam melaksanakan keinginannya tersebut dan mereka mengabarkannya bahwa pada masa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. ada enam orang sahabat bermaksud seperti itu tetapi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarang mereka dan beliau bersabda: Bukankah aku adalah suri teladan bagi kalian semua? Mendengar cerita mereka itu Saad lalu merujuk istrinya yang sudah diceraikan serta mengambil saksi atas rujuknya itu. Setelah itu ia menemui Ibnu Abbas dan bertanya tentang salat witir Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Ibnu Abbas berkata: Maukah engkau aku tunjukkan seseorang yang paling tahu witirnya Rasulullah? Saad menjawab: Siapakah ia? Ibnu Abbas menjawab: Aisyah Radhiyallahu’anhu Temui dan bertanyalah kepadanya. Setelah itu datanglah kepadaku dan kabarkan apa jawabannya. Kemudian aku berangkat menemuinya. Di perjalanan aku bertemu dengan Hakim bin Aflah. Aku minta ditemani untuk menemuinya (Aisyah). Lalu ia (Hakim) berkata: Aku bukan kerabatnya dan aku pernah melarangnya berbicara sesuatu tentang (sengketa) dua golongan itu, tetapi ia enggan dan terus pada sikapnya. Kemudian aku yakinkan dengan bersumpah di hadapannya (Hakim). Kami pun akhirnya berangkat menemui Aisyah. Kami minta izin kepadanya dan dipersilakan. Kami masuk ke rumahnya. Aisyah bertanya: Apakah ini Hakim? Ia mengenalnya, maka ia (Hakim) menjawab: Benar. Ia (Aisyah) bertanya lagi: Siapa yang bersamamu? Hakim menjawab: Saad bin Hisyam. Aisyah bertanya lagi: Hisyam siapa? Hakim menjawab: Hisyam bin Amir. Aisyah lalu berdoa semoga Allah memberi rahmat kepada Amir serta mengatakan hal-hal yang baik tentangnya. Qatadah berkata bahwa ia luka-luka ketika perang Uhud. Aku bertanya: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai akhlak Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Aisyah menjawab: Bukankah engkau membaca Alquran? Aku menjawab: Tentu. Aisyah berkata: Sesungguhnya akhlak Nabi Shallallahu alaihi wassalam. adalah Alquran. Waktu itu aku hendak berdiri untuk pamitan dan aku sudah bertekad untuk tidak bertanya kepada siapa pun tentang sesuatu apapun sampai aku meninggal dunia. Namun mendadak aku teringat sesuatu, maka aku bertanya: Terangkan kepadaku tentang salat malam Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Ia (Aisyah) menjawab: Bukankah engkau pernah membaca firman Allah: “Wahai orang yang berselimut?” Aku menjawab: Benar. Ia (Aisyah) berkata: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah mewajibkan salat malam pada awal surat tersebut. Dan selama satu tahun Nabi Shallallahu alaihi wassalam. adn para sahabat melaksanakan kewajiban itu. Selama dua belas bulan, kelanjutan ayat tersebut ditahan Allah di langit, sampai pada bagian akhir surat tersebut akhirnya diturunkan Allah yang berisi keringanan. Sejak saat itu hukum salat malam menjadi sunat, tidak wajib. Aku berkata lagi: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai salat witir Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Aisyah menjawab: Saya biasa menyediakan alat siwak dan air untuk wudu beliau. Atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari. Setelah bersiwak dan berwudu, beliau melakukan salat sebanyak sembilan rakaat dan hanya duduk pada rakaat yang kedelapan. Setelah berzikir, memuji dan berdoa kepada Allah, beliau bangkit dan tidak salam. Kemudian beliau berdiri meneruskan rakaat yang kesembilan. Lalu duduk seraya berzikir kepada Allah, menuju dan berdoa kepada-Nya, kemudian mengucapkan salam yang terdengar olehku. Sesudah salam masih dalam keadaan duduk, beliau melakukan salat dua rakaat lagi. Jadi semuanya berjumlah sebelas rakaat. Namun ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. berusia lanjut dan kian gemuk, beliau hanya melakukan salat sunat witir sebanyak tujuh rakaat saja. Beliau lakukan di dalam kedua rakaat itu seperti yang beliau lakukan pada yang pertama. Jadi jumlahnya sembilan. Nabi Shallallahu alaihi wassalam. jika melakukan salat, maka beliau suka untuk terus melestarikannya. Apabila beliau berhalangan, misalnya tertidur atau sakit sehingga tidak dapat malakukan salat malam, maka beliau akan melakukan di siang hari sebanyak dua belas rakaat. Aku tidak pernah menjumpai Nabi Shallallahu alaihi wassalam. membaca Alquran seluruhnya dalam satu malam dan aku juga tidak pernah menjumpai Nabi Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat semalaman sampai Subuh atau melakukan puasa sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Setelah mendengar jawaban dari Aisyah tersebut, aku menemui Ibnu Abbas dan menceritakannya kembali kepadanya. Kata Ibnu Abbas: Aisyah benar. Seandainya aku dekat atau boleh menemuinya, niscaya akan aku datangi sendiri ia sehingga ia bercerita langsung kepadaku. Aku berkata: Kalau aku tahu engkau tidak boleh menemuinya, aku tidak akan menceritakan kepadamu ceritanya tersebut. (Shahih Muslim No.1233)

17. Salat malam itu dua rakaat dua rakaat dan salat witir itu sebaiknya dilakukan pada akhir malam

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tentang salat malam. Beliau menjawab: Salat malam itu dua rakaat dua rakaat. Apabila salah seorang dari kalian khawatir akan masuk waktu salat Subuh, maka hendaklah ia salat witir satu rakaat untuk mengganjilkan salat sebelumnya. (Shahih Muslim No.1239)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Barang siapa yang salat malam, maka hendaklah ia akhiri salat itu dengan witir, karena Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memerintahkan hal itu. (Shahih Muslim No.1244)

18. Dorongan berdoa dan berzikir pada akhir malam dan pengabulan doa pada waktu itu

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tuhan kita Yang Maha Suci lagi Maha Luhur setiap malam turun ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berfirman: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permohonannya. Dan barang siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya. (Shahih Muslim No.1261)

19. Dorongan melakukan salat malam bulan Ramadan, yaitu salat tarawih

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Barang siapa yang mendirikan salat malam bulan Ramadan karena iman dan mengharap rela Allah, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu. (Shahih Muslim No.1266)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa pada suatu malam Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. salat di mesjid, lalu datang beberapa orang ikut salat bersama beliau, kemudian pada malam selanjutnya, manusia semakin banyak yang ikut salat bersama beliau. Kemudian pada malam yang ketiga atau keempat banyak sekali orang yang berkumpul menunggu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., tetapi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tidak keluar menemui mereka. Pada pagi harinya, beliau bersabda: Aku melihat apa yang kalian lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar salat bersama kalian kecuali karena aku khawatir kalau hal ini akan diwajibkan atas kalian. Perawi mengatakan: Itu terjadi pada bulan Ramadan. (Shahih Muslim No.1270)

20. Doa dalam salat malam dan menghidupkan malam dengan ibadah

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Pada malam tersebut Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bangun lalu memenuhi hajatnya. Setelah membasuh wajah dan kedua tangannya, beliau tidur, kemudian bangun lagi. Setelah itu beliau menuju ke gerabah (yaitu tempat untuk menyimpan air terbuat dari kulit) lalu membuka penutupnya. Kemudian beliau berwudu sebaik dan sesempurna mungkin lalu beliau salat. Melihat beliau berdiri untuk salat, aku pun ikut salat. Aku bergegas wudu dengan diam-diam. Semula aku memilih tempat di sebelah kiri, namun kemudian beliau menarik tanganku supaya aku pindah ke sebelah kanan saja. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. secara sempurna melakukan salat malam sebanyak tiga belas rakaat. Setelah sejenak rebahan, beliau lantas tidur hingga mendengkur. Dan kebiasaan beliau kalau tidur memang mendengkur. Lalu Bilal datang dan mengumandangkan azan salat. Nabi bergegas bangun lalu salat tanpa wudu terlebih dahulu. Doa yang beliau panjatkan ialah: Ya Allah, nyalakan dalam hatiku suatu cahaya, pada pandanganku suatu cahaya, dari arah kananku suatu cahaya, dari arah kiriku suatu cahaya, di atasku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan di depanku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan limpahkanlah cahaya kepadaku. (Shahih Muslim No.1274)

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam suatu perjalanan. Kami tiba di sebuah jalan yang menghubungkan pada suatu tempat yang ada air. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bertanya: Tidakkah engkau dan untamu ingin mendapatkan air, wahai Jabir? Aku menjawab: Tentu. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. lalu turun. Seperti halnya aku, beliau pergi memenuhi hajatnya. Seterusnya aku menyediakan air wudu untuk beliau. Setelah wudu, beliau bersiap-siap untuk salat dengan satu kain yang kedua ujungnya diikat. Aku berdiri di belakang beliau. Lalu beliau memegang telingaku agar aku pindah ke sebelah kanan beliau. (Shahih Muslim No.1285)

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. apabila bangun tengah malam untuk menunaikan salat, beliau berdoa: Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. (Shahih Muslim No.1288)

21. Sunat memperpanjang bacaan dalam salat malam

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Wail, ia berkata: Abdullah berkata: Aku pernah salat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., beliau memperpanjang (bacaan), sampai aku berniat yang bukan-bukan. Dikatakan: Apa yang engkau niatkan? Ia berkata: Aku berniat untuk duduk dan membiarkan beliau. (Shahih Muslim No.1292)

22. Mengenai orang yang tidur semalam suntuk sampai pagi

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Dilaporkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tentang seorang yang tidur pada malam hari sampai pagi. Beliau bersabda: Orang itu telah dikencingi setan kedua telinganya. (Shahih Muslim No.1293)

· Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah datang pada malam hari ke rumah Ali dan Fatimah. Beliau bertanya: Tidakkah kalian akan salat? Ali menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya jiwa kami berada pada kekuasaan Allah. Jika Allah berkehendak membangunkan kami, maka Dia akan bangunkan kami (dan kami akan salat). Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pergi setelah aku berkata demikian. Kemudian sambil meninggalkan tempat dan menepuk pahanya, Ali mendengar beliau bersabda: Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Shahih Muslim No.1294)

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Setan itu akan mengikat tengkuk salah seorang engkau yang tengah tidur dengan tiga ikatan sehingga engkau tidur semalaman. Apabila seorang di antara engkau bangun seraya menyebut nama Allah, maka lepaslah ikatan pertama. Lalu apabila ia berwudu, maka lepaslah ikatan kedua. Dan apabila diteruskan dengan salat, maka lepaslah ikatan ketiga, sehingga ia akan bersemangat dan berhati jernih. Kalau tidak, maka hatinya akan kusut dan malas. (Shahih Muslim No.1295)

23. Sunat melakukan salat sunat di rumah dan boleh di mesjid

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Laksanakanlah salat sunat di rumah kalian dan janganlah engkau jadikan rumah kalian itu seperti kuburan. (Shahih Muslim No.1296)

· Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Perumpamaan rumah yang tempat mengingat Allah dan rumah yang bukan tempat mengingat Allah adalah seperti perumpamaan orang hidup dan orang mati. (Shahih Muslim No.1299)

· Hadis riwayat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membatasi suatu tempat dengan alas atau tikar. Lalu beliau keluar untuk salat di situ. Beberapa orang sahabat mengamati tempat tersebut dan lain waktu mereka datang untuk melakukan salat di tempat beliau itu. Pada suatu malam mereka datang dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tidak mau keluar menemui mereka. Lantas mereka berteriak mamanggilnya bahkan ada yang melempari pintu dengan batu-batu kecil. Dengan marah, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. keluar menemui mereka dan bersabda: Kalian masih saja melakukan apa yang kalian buat sampai aku menyangka bahwa hal itu (salat sunat) akan diwajibkan kepada kalian. Kalian harus salat sunat di rumah kalian, karena sebaik-baik salat seseorang adalah di rumahnya, kecuali salat wajib. (Shahih Muslim No.1301)

24. Mengenai orang yang mengantuk dalam salat sehingga jadi kabur bacaan Alquran atau zikirnya, sebaiknya ia tidur atau duduk saja sampai kantuk itu hilang

· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. masuk mesjid dan didapati ada seutas tali direntangkan di antara dua tiang. Beliau bertanya: Apa ini? Para sahabat menjawab: Untuk Zainab, ia hendak salat, kalau ia merasa malas atau lemas di tengah salat maka ia berpegangan pada tali tersebut. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Lepaskan tali itu. Hendaklah setiap orang dari kalian salat dengan kekuatannya sendiri. Jika ia sedang malas atau merasa lemah, maka hendaklah ia duduk. (Shahih Muslim No.1306)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Jika salah seorang dari kalian mengantuk dalam salat, maka duduklah sampai hilang rasa kantuk itu. Sebab jika salah seorang dari kalian salat dengan mengantuk, maka pikirannya hilang, mungkin ia ingin meminta ampunan, tetapi malah mencaci dirinya sendiri. (Shahih Muslim No.1309)

25. Perintah untuk membiasakan membaca Alquran dan makruh mengatakan: Aku lupa ayat ini, tapi hendaklah berkata: aku itu dilupakan dariku

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mendengar seorang laki-laki membaca Alquran tengah malam. Beliau bersabda: Semoga Allah merahmatinya. Sungguh ia telah mengingatkan aku ayat ini dan ayat ini yang aku terlupa ayat surat ini dan surat ini. (Shahih Muslim No.1311)

· Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal Alquran adalah seperti unta yang ditambatkan. Apabila ia menjaganya, maka unta itu akan tetap pada tempatnya dan apabila ia lepaskan ikatannya, maka ia akan pergi. (Shahih Muslim No.1313)

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Yang terburuk seseorang di antara mereka adalah orang yang mengatakan: Aku lupa ayat ini ayat ini. Tetapi sebenarnya ia telah dibuat lupa. Ingatlah terus Alquran, sebab sesungguhnya ia lebih mudah lepas dari hati manusia dibandingkan (terlepasnya) unta dari tambatannya. (Shahih Muslim No.1314)

· Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Komitmenlah (tetaplah) kalian membaca Alquran ini, demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya Alquran itu lebih cepat terlepas dibandingkan dengan (terlepasnya) unta dari tambatannya. (Shahih Muslim No.1317)

26. Sunat membaguskan suara ketika membaca Alquran

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Allah tidak mengizinkan sesuatu seperti Dia izinkan kepada nabi untuk melagukan bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.1318)

· Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda kepada Abu Musa: Kalau engkau melihat aku saat aku mendengarkan bacaanmu kemarin, sungguh engkau telah diberi seruling (maksudnya suara yang merdu) dari seruling keluarga Nabi Daud. (Shahih Muslim No.1322)

27. Mengenang bacaan Nabi Shallallahu alaihi wassalam. surat Al-Fath pada peristiwa penaklukan kota Mekah

· Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Pada tahun penaklukan Mekah, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. membaca surat Al-Fath dalam perjalanannya di atas hewan tumpangannya. Beliau mengulang-ulangi bacaannya. (Shahih Muslim No.1323)

28. Turunnya ketenangan berkat karena bacaan Alquran

· Hadis riwayat Barra’ bin Azib Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Salah seorang sahabat membaca surat Al-Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang tertambat dengan tali panjang. Tiba-tiba awan menaunginya, lalu berputar dan mendekat sehingga kuda itu menghindar darinya. Pada pagi harinya sahabat itu datang menemui Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan menuturkan peristiwa yang dialaminya kepada beliau. Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Itu adalah sakinah (ketenangan) yang turun karena bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.1325)

29. Keutamaan orang yang hafal Alquran

· Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti perumpamaan buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma, tidak ada baunya sama sekali namun rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran adalah seperti buah raihanah, baunya harum namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah peria, tidak ada baunya sama sekali dan rasanya pahit. (Shahih Muslim No.1328)

30. Keutamaan orang yang pandai membaca Alquran dan orang yang yatata`ta (tersendat-sendat) dalam membaca Alquran

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Orang yang pandai membaca Alquran akan bersama para rasul yang mulia dan taat-taat. Adapun orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat karena sulit baginya membaca Alquran, maka ia mendapat dua pahala. (Shahih Muslim No.1329)

31. Sunat membaca Alquran di hadapan orang-orang yang pandai tentang Alquran, meskipun yang membaca lebih utama dari yang mendengar bacaan

· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda kepada Ubay bin Kaab: Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk membaca (Alquran) di hadapanmu. Ubay dengan nada agak tak percaya bertanya: Allah menyebut-nyebutku? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ya, Allah menyebut-nyebutmu. Seketika itu Ubay menangis, terharu. (Shahih Muslim No.1330)

32. Keutamaan mendengarkan Alquran dan meminta kepada orang yang hafal untuk membaca Alquran serta keutamaan menangis ketika membaca Alquran dan merenunginya

  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
    Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda kepadaku: Bacakan Alquran kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, aku harus membacakan Alquran kepada baginda, sedangkan kepada bagidalah Alquran diturunkan? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Kemudian aku membaca surat An-Nisa’. Ketika sampai pada ayat yang berbunyi: Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu). Aku angkat kepalaku atau secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku angkat kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata. (Shahih Muslim No.1332)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
    Aku berada di Homs. Sebagian orang berkata kepadaku: Bacakan Alquran kepada kami. Lalu aku bacakan kepada mereka surat Yusuf. Lalu salah seorang dari kaum itu berkata: Demi Allah, bukan demikian surat ini diturunkan. Aku bilang padanya: Celaka engkau, demi Allah, sesungguhnya aku pernah membacakannya pada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Lelaki itu akhirnya berkata kepadaku: Engkau benar. (Shahih Muslim No.1334)

33. Keutamaan surat Al-Fatihah dan ayat-ayat akhir surat Al-Baqarah, anjuran untuk membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah

· Hadis riwayat Abu Masud Al-Badri Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah pada suatu satu malam, maka ayat itu akan menjadi pelindung dirinya. (Shahih Muslim No.1340)

34. Keutamaan membaca surat Al-Ikhlas

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengutus seorang lelaki sebagai komandan pasukan ekspedisi. Dalam salat, ia bertindak sebagai imam bagi sahabat lainnya, membaca surat mengakhiri bacaan dengan “qul huwallahu Ahad”, surat Al-Ikhlas. Ketika pasukan pulang, hal itu diceritakan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Beliau bersabda: Tanyakan saja langsung kepadanya, mengapa ia membaca surat itu? Mereka lalu menanyakannya. Ia menjawab: Karena sesungguhnya surat itu adalah sifat Allah Yang Maha Pemurah dan aku senang membacanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Kabarkan kepadanya bahwa Allah mencintainya. (Shahih Muslim No.1347)

35. Keutamaan orang yang membaca dan mengajarkan Alquran serta keutamaan orang yang mempelajari hukum fikih dan hukum lainnya, kemudian mengamalkan dan mengajarkannya

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan Alquran dan ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang dan terhadap orang yang Allah berikan harta dan ia membelanjakannya untuk kebaikan di waktu malam dan di waktu siang. (Shahih Muslim No.1350)

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)

36. Menerangkan bahwa Alquran diturunkan dalam tujuh dialek dan menerangkan maknanya

· Hadis riwayat Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Al-Furqan tidak seperti yang aku baca dan yang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. ajarkan kepadaku. Hampir saja aku menyalahkannya ketika ia sedang membaca, tetapi aku biarkan saja sampai ia selesai. Setelah selesai, aku pegang dengan kuat sorban yang berada di lehernya dan aku bawa ia menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendengar orang ini membaca surat Al-Furqan tidak seperti yang baginda ajarkan kepadaku. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Suruh ia untuk membacanya. Ia (Hisyam) pun membaca bacaan yang sebelumnya aku dengar sebelumnya. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Seperti itulah surat itu diturunkan. Kemudian beliau menyuruhku: Bacalah. Aku pun membacanya. Lalu beliau bersabda: Demikianlah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Alquran itu diturunkan atas tujuh dialek. Maka bacalah dengan bacaan yang mudah di antaranya. (Shahih Muslim No.1354)

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Jibril as. pernah mengajarkan aku satu dialek. Kemudian aku mengulang-ulanginya dan aku selalu minta supaya ia mau menambahnya, maka ia menambahkannya sampai ia berhenti pada tujuh dialek. (Shahih Muslim No.1355)

37. Membaca Alquran dengan perlahan dan tidak tergesa-gesa, serta boleh mambaca dua surat atau lebih dalam satu rakaat

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Wail, ia berkata: Telah datang seorang lelaki bernama Nahik bin Sinan kepada Abdullah seraya berkata: Wahai Abu Abdurrahman, bagaimana engkau membaca huruf ini, “alif” atau “ya” pada ayat “min maain ghaira aasin” atau “min maain ghaira yaasin”. Ia berkata: Lalu Abdullah berkata: Seluruh Alquran sudah aku teliti kecuali yang ini. Ia berkata lagi: Sungguh aku membaca dua surat pendek dalam satu rakaat. Kemudian Abdullah berkata: Cepat sekali, seperti membaca syair dengan cepat, sesungguhnya banyak orang yang membaca Alquran seakan tidak melewati tenggorokannya, tapi seandainya sampai ke hati lalu melekat, maka akan bermanfaat. Sesungguhnya yang paling utama dalam salat adalah rukuk dan sujud dan sesungguhnya aku tahu benar surat-surat yang hampir sama pendeknya yang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. selalu menggandengnya dua surat pada tiap rakaat. Lalu Abdullah berdiri dan Alqamah masuk di belakangnya. Kemudian ia keluar dan berkata: Ia telah mengabarkannya kepadaku. (Shahih Muslim No.1358)

38. Perkara yang berkaitan dengan bacaan (qiraat)

· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu:
Abu Ishak telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku melihat seseorang bertanya kepada Aswad bin Yazid, ketika ia sedang mengajarkan Alquran di mesjid. Orang itu berkata: Bagaimana engkau membaca ayat berikut ini: “Fahal min muddakir”, apakah pakai huruf “dal” atau huruf “dzal”? Ia menjawab: Pakai huruf “dal”, aku mendengar Abdullah bin Masud berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membaca “muddakir” pakai huruf “dal”. (Shahih Muslim No.1362)

· Hadis riwayat Abu Darda Radhiyallahu’anhu:
Dari Alqamah, ia berkata: Kami tiba di Syam kemudian Abu Darda datang menemui kami dan bertanya: Apakah ada salah seorang dari kalian yang membaca seperti bacaan Abdullah? Aku menjawab: Ya, ada, aku sendiri. Ia bertanya lagi: Bagaimana engkau mendengar Abdullah membaca ayat berikut ini wal laili idzza yaghsyaa. Aku jawab: Aku mendengar Abdullah membaca, “wallaili idzza yaghsyaa”, setelah itu, “wadz dzakari wal untsaa”. Ia berkata: Demi Allah, begitulah aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membacanya, tetapi mereka menginginkan aku membaca: “wa maa khalaqa”, namun aku tidak memperhatikan mereka. (Shahih Muslim No.1364)

39. Waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan salat

· Hadis riwayat Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarang salat sesudah Subuh sampai matahari terbit dan sesudah Asar sampai matahari terbenam. (Shahih Muslim No.1367)

· Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada salat setelah salat Asar sampai matahari terbenam dan tidak ada salat sesudah salat Subuh sampai matahari terbit. (Shahih Muslim No.1368)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian menunggu untuk melakukan salat ketika matahari terbit dan ketika matahari terbenam. (Shahih Muslim No.1369)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila pinggiran matahari telah kelihatan, maka tangguhkanlah salat sampai bersinar terang. Dan apabila pinggiran matahari mulai terbenam, maka tangguhkanlah salat sampai terbenam. (Shahih Muslim No.1371)

40. Mengetahui dua rakaat salat yang pernah dilakukan oleh Nabi Shallallahu alaihi wassalam. sesudah Asar

· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu:
Dari Kuraib bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Miswar bin Makhramah mengutusnya untuk menemui Aisyah, istri nabi. Mereka berkata: Ucapkan salam kami kepadanya dan tanyakan kepadanya tentang salat dua rakaat sesudah Asar. Katakan pula kepadanya bahwa kami mendengar kabar bahwa ia juga melakukan salat dua rakaat sesudah Asar tersebut. Padahal yang kami dengar, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarang kami melakukannya. Kata Ibnu Abbas: Waktu itu aku bersama Umar bin Khathab segera beranjak meninggalkan tempat untuk menjauh. Kemudian cerita Kuraib: Aku lalu menemui Aisyah dan menyampaikan apa yang mereka pesankan padaku. Aisyah menjawab: Tanyakan saja kepada Ummu Salamah Aku lalu pulang menemui orang-orang yang menyuruhku tadi dan aku beritahu apa jawaban Aisyah. Mereka kemudian menyuruhku menemui Ummu Salamah untuk menanyakan hal yang sama. Ummu Salamah menjawab: Aku memang pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarangnya. Namun kemudian aku juga pernah melihat beliau melakukannya. Waktu itu beliau baru saja selesai melakukan salat Asar. Lalu beliau masuk ke rumah yang pada saat itu aku sedang bersama beberapa wanita dari bani Haram golongan Ansar. Beliau lalu melakukan salat dua rakaat tersebut. Aku lalu menyuruh seorang jariyah untuk berdiri di samping beliau untuk menanyakan dua rakaat yang beliau lakukan itu, padahal beliau pernah melarangnya. Tetapi aku sudah pesan kepada jariyah yang aku suruh tadi, kalau beliau memberikan isyarat dengan tangannya maka tunggulah. Jariyah itu pun melaksanakan perintahku, dan ternyata beliau memang memberikan isyarat dengan tangannya. Maka ia pun bersabar. Ketika selesai, beliau bersabda: Wahai putri Abu Umayah. Engkau telah menanyakan tentang salat dua rakaat sesudah Asar yang aku lakukan tadi. Ketahuilah, sesungguhnya tadi beberapa orang dari suku Abdul Qais datang kepadaku mengurus kaumnya yang masuk Islam, sehingga aku terlambat melakukan dua rakaat sesudah salat Zuhur. Maka itu tadi adalah dua rakaat yang belum sempat aku lakukan itu. (Shahih Muslim No.1377)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Salamah Radhiyallahu’anhu bahwa ia bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu’anhu tentang salat dua rakaat (salat sunat) yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sesudah salat Asar. Aisyah menjawab: Biasanya beliau melakukannya sebelum Asar, kemudian karena ia sibuk (tidak sempat) atau lupa, maka ia melakukannya setelah salat Asar. Lalu beliau menetapkannya. Kebiasaan beliau adalah jika melakukan salat tertentu (sunat), beliau menetapkannya. (Shahih Muslim No.1378)

41. Sunat salat dua rakaat sebelum salat Magrib

· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Dahulu pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. kami pernah melakukan salat dua rakaat setelah matahari terbenam, yaitu sebelum salat Magrib. Aku lalu bertanya lagi kepada Anas: Apakah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah melakukannya? Anas menjawab: Beliau melihat kami melakukannya, tapi beliau tidak menyuruh dan tidak melarang kami. (Shahih Muslim No.1382)

· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami sedang berada di Madinah ketika muazin mengumandangkan azan untuk salat Magrib, orang-orang berlomba ke tiang-tiang mesjid untuk melakukan salat sunat dua rakaat sebelum Magrib, sampai-sampai seseorang yang masuk mesjid mengira bahwa salat Magrib telah dilaksanakan karena banyaknya orang yang melakukannya. (Shahih Muslim No.1383)

42. Salat sunat di antara dua azan (maksudnya azan dan iqamat)

· Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Antara setiap azan dan iqamat itu ada salat. Beliau mengucapkan tiga kali dan pada perkataannya yang ketiga beliau menambahkan: Bagi orang yang mau. (Shahih Muslim No.1384)

43. Salat khauf (takut)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat khauf dengan salah satu kelompok sebanyak satu rakaat, dan kelompok yang lain (tidak ikut salat) bersiaga menghadap musuh. Kemudian mereka (yang belum salat) beralih menempati tempat teman-temannya (yang telah menyelesaikan salat satu rakaat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan satu rakaat mereka selesaikan masing-masing), gantian mereka yang menghadap musuh. Lalu mereka (yang belum salat) datang untuk salat bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. satu rakaat, kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengakhiri salatnya dengan salam. Kemudian mereka (yang baru salat satu rakaat) menyelesaikan satu rakaat lagi. (Shahih Muslim No.1385)

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Suatu ketika aku turut melakukan salat khauf bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Beliau membagi kami menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang musuh berada di antara kami dan kiblat. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. takbir kami semua ikut takbir. Kemudian beliau rukuk, kami semua ikut rukuk. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, kami semua melakukan hal yang sama. Kemudian beliau turun untuk sujud bersama barisan yang berada langsung di belakang beliau. Sementara itu barisan yang terakhir tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. selesai sujud, dan barisan yang di belakangnya berdiri, maka barisan yang terakhir tadi turun untuk melakukan sujud lalu mereka berdiri. Lalu barisan yang di belakang maju, dan barisan yang di depan mundur. Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam. rukuk dan kami semua ikut rukuk. Kemudian Nabi mengangkat kepalanya, kami pun mengikutinya. Sementara barisan yang tadi berada di belakang ikut turun sujud bersama beliau, barisan yang satunya lagi tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. selesai sujud bersama barisan yang tepat di belakangnya, maka barisan yang di terakhir turun untuk sujud. Setelah mereka selesai sujud, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengucapkan salam dan kami semua ikut salam. Jabir berkata: Seperti yang biasa dilakukan oleh para pasukan pengawal terhadap para pemimpin mereka. (Shahih Muslim No.1387)

· Hadis riwayat Sahal bin Abu Hatsmah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat khauf bersama sahabat-sahabatnya. Beliau membariskan mereka di belakang belian dalam dua barisan. Bersama barisan pertama, beliau melakukan salat satu rakaat. Kemudian beliau berdiri dan terus berdiri sampai barisan yang ada di belakangnya menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian mereka (yang belum salat) maju, dan barisan yang salat lebih dahulu mundur ke belakang. Lalu bersama mereka (yang belum salat), beliau salat satu rakaat. Kemudian duduk sambil menunggu mereka yang terlambat (baru mendapat satu rakaat), menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian beliau salam. (Shahih Muslim No.1389)

· Hadis riwayat Jabir Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku ikut bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam pertempuran Dzaatur riqa. Suatu saat kami berada di dekat sebuah pohon yang cukup rindang sekali. Aku persilakan beliau beristirahat di bawahnya. Lalu datanglah seorang laki-laki dari kaum musyrik. Pada waktu itu pedang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. digantungkan di atas pohon. Laki-laki itu lalu mengambil pedang Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan menghunusnya. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Apakah engkau takut kepadaku? Beliau menjawab: Tidak. Laki-laki itu bertanya: Siapa yang akan menjagamu dari aku? Beliau menjawab: Allah yang akan menjagaku darimu. Pada saat itu para sahabat Rasulullah berhasil menggertak laki-laki tersebut, sehingga akhirnya ia memasukkan pedang itu ke sarungnya dan menggantungnya ke tempatnya semula. Setelah itu terdengar suara azan salat. Beliau lalu melakukan salat dua rakaat bersama satu kelompok kemudian mereka mundur. Lalu beliau melakukan salat dua rakaat lagi bersama kelompok lainnya. Jadi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat empat rakaat, sementara para sahabat hanya dua rakaat. (Shahih Muslim No.1391)

Sumber: Kumpulan Hadits Shahih Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar